Kamis, 30 September 2010

pintu waktu II

gulita disunyinya malam
dengan dikelamnya waktu
bintang - bintang menagngis sendu
desah malam menyerang kepedihan
jerit hati yang terluka
cinta menjelma menjadi harapan kosong
tubuh - tubuh pepohonan

pintu waktu I

hati dan jiwaku teramat lelah
hingga sakit yang kurasakan
tak pernah aku rasakan
waktu terus menorehkan jawaban dengan sadisnya
akhir kisah mengawali keputusasaan
rasa cinta itu ia kubur teramat dalam

tangisan senja

malam membunuh senja yang menagis
memotong hari yang lelah
namun nadi kehidupan terus berdenyut
melawan arus kehidupan yang menerjang terjang
berat hati menanggung beban
yang masih menindih pundak jiwa
konflik lampau memburu waktu yang berjalan
teramat lelah nurani ini

titik frase

waktu terus berpacu dengan realita
hatiku lelah mengejar kenyataan
apa daya batin yang rapuh
oleh tikaman roda kisah cinta
tetap kukuh bertahan
ingin rasanya meputar waktu

gelombang putus asa

kenangan manis penuh air mata
namun tak pernah bosan aku menanti
menanti rasa manis muncul di rasa pahit
ingin ku melepas ikatan ini
namun terlalu kuat dalam nurani
waktu berlomba menciptakan kisah berbuku - buku
namun selalu episode kepedihan
wujud yang kutunggu

fenomena kegelisahan

fenomena kegelisahan tanpa sebab
jerit rindu menggema di sudut jiwa
butiran air mata menukik di derasnya kesabaran
embun pagi terampas cahaya
senada dengan penantian tanpa kepastian
bayanganmu menyibak ingatanku saat sunyi

teori zaman

kata - kata palsu adalah lidah neraka
yang hanya didefinisikan tanpa arti
menyesatkan jiwa yang dikelabuhi zaman
teori evolusi yang aneh
menguatkan akar kesalahfahaman
penelitian - penelitian semesta
dari planet ke planet
membeberkan manusia transmigran antar planet
sebelum bumi meledak

puisiku do'aku

purnama bercadar awan hitam
cermin - cermin tanpa bayangan
hanya maya tanpa nyata
realita hidup terus berlari
mengejar kebahagiaan yang menjauh
nafas waktu terengah - engah
berusaha memburu jawaban itu

drama kehidupan

malam menguap mimpi
hidupku adalah drama
menuai kumpulan sajak dan puisi
syair - syair kepasrahan
mengisi bait bait dalam judul bab
setiap episode berderai air mata
mengukir kenangan
hidup menuju kematian
hidupku bukan untuk matiku
namun untuk kehidupanku yang selanjutnya

gerbang hati

tetes air dari wajag langit
menampar wajahku yang mencoba tegar
deru - deru angin yang memekakan telinga
menyodok hati yang terluka

Selasa, 14 September 2010

sesal berkabung

malam tertidur
gulita merangkul sunyi
desah - desah nafas angin menggoyang - goyang dedaunan
cinta beraroma nafsu yang menggebu
kecup mesra di dahi, hidung, pipi, bibir dan seterusnya
kenikmatan dunia melanda dua insan yang dilanda cinta
lupa akan siapa mereka, dimana mereka